Tahun baru sudah tiba, kini saatnya
menyonsong masa depan yang lebih cerah dan lebih baik ditahun baru. Setelah kita
lewati tahun 2016 dengan penuh lika-liku dan sudah saatnya sekarang menyonsong
hari yang lebih baik. Perumpaan
ini mau saya coba jadikan contoh bagi perkembangan terakhir bagaimana kondisi
sepak bola Indonesia. Setelah tahun 2016 Indonesia harus terkena sebuah pukulan
telak setelah di banned akibat adanya
campur tangan pemerintah terhadap PSSI membuat Indonesia harus rela di sanksi
oleh FIFA.
Setelah berakhirnya sanksi oleh FIFA
terhadap Indonesia, sepak bola Indonesia seakan bangkit dari tidur panjangnya.
Betapa tidak setelah satu tahun lamanya Indonesia tidak mengikuti kegiatan
persepakbolaan, Indonesia sangat lapar gelar setelah puasa gelar selama dua decade. Inilah yang efek yang
ditimbulkan dari adanya sanksi yang diberikan FIFA terhadap Indonesia. Namun
setelah dicabutnya sanksi oleh FIFA, seakan menggerakan kembali euphoria yang
dicambukan pecinta sepak bola Indonesia bagi Timnas.
Setelah ditandai penunjukan kembali
seorang Alfred Riedl menjadi pelatih untuk menghadapi piala AFF 2016. Sangat jelas
bagaimana Indonesia mencoba menyiapkan strategi untuk menghadirkan prestasi ke
bumi pertiwi setelah sanksi FIFA. Lalu dilajutkan dengan uji coba melawan
Malaysia di Solo, tergambar jelas wajah-wajah haus prestasi dari para pemain
Timnas Indonesia setelah satu tahun lamananya tidak berlaga di pentas
Internasional. Keikutsertaan Indonesia diajang AFF 2016 juga menguncang jagat
sepak bola khususnya Asia Tenggara walaupun harus berakhir dengan kekalahan
Indonesia di partai puncak, namun hasil ini patut diapresisasi karena Timnas
kita diluar dugaan mampu melaju hingga partai final.
Untuk tahun baru ini memang banyak
agenda yang akan dijalani Indonesia selaku anggota FIFA. Diantaranya ada Sea
Games ke-29, Kualifikasi Piala AFF U-23, U-19 dan untuk U-16 lalu ada juga
untuk cabang Futsal akan diadakan kejuaraan Futsal AFF yang digelar di Bangkok,
Thailand. Diantara beberapa turnamen kelompok umur ini diharapkan Timnas
Indonesia meraih gelar bergengsi yang bisa membuat peringkat FIFA Indonesia
bisa naik.
Awal tahun ini juga akan diadakan
Kongres Tahunan PSSI yang akan digelar pada ahad, 8 Januari 2016 di Bandung. Diharapkan dari kongres ini
nantinya akan timbul gagasan dan gebrakan-gebrakan yang akan dicanangkan untuk
kemajuan sepak bola Indonesia. Agenda yang akan dibahas mulai dari pembahasan
mengenai operator Liga Indonesia hingga proses pergantian pelatih akan dibahas
pada kongres kali ini.
Mengenai pembahasan yang nantinya
coba dibahas oleh voters yang berhak
memberikan suaranya dalam kongres adalah masalah pergantian pelatih yang akan
dilakukan PSSI untuk menghadapi turnamen yang akan berlangsung selama 2017.
Jujur saya sangat tertarik sekali dengan wacana pergantian nahkoda dari Alfred
Riedl yang penunjukannya seperti Roro Jongrang membuat candi pada pertengahan
tahun lalu. Memang nama yang berhembus santer sekali merujuk kepada seorang
Indra Sjafrie. Pelatih yang sukses bersama Timnas U-19 itu digadang-gadang
menjadi suksesor Alfred Riedl di Timnas Indonesia. Selain berhembus nama
pelatih local seperti Indra Syafrie rumor juga merujuk kepada nama-nama seperti
Robert Rene Albert, Jaino Matos, sampai ada pula wacana untuk mempertahankan
Alfred Riedl.
Sempat ada guyonan bahwa keinginan
Menpora Imam Nahrowi yang mengaku prihatin dengan kondisi persepakbolaan
Indonesia yang kering prestasi ingin menghadirkan sosok Guus Hiddink ke Timnas
dianggap sebuah jokes belaka. Menurut
saya tidak masuk akal memasukan nama seorang Guus Hiddink ke dalam bursa pencalonan
pelatih Indonesia, tapi alahkah baiknya Menpora mempertimbangkan kembali nama pelatih
local dan asing yang kiranya mengerti culture
sepak bola Indonesia untuk menangani Timnas Indonesia. Reputasi seorang
Hiddink memang tidak perlu di pertayakan lagi. Korea berhasil menduduki
peringkat empat Piala Dunia 2002, lalu Russia dibawanya menjelma menjadi
kekuatan menakutkan pada Euro 2008. Rekor yang mentereng ditorehkan oleh
Hiddink selama melatih Timnas Korea dan Russia dianggap Imam Nahrowi pelatih
asal Belanda ini mampu menghadirkan prestasi bagi Indonesia.
Sesungguhnya menanggani Timnas
Indonesia bukan perkara mudah. Kita tahu Indonesia memang tidak pernah
kekurangan bibit-bibit terbaik dalam sepak bola, namun mengapa hingga saat ini
belum menemukan formulasi yang tepat untuk membentuk Timnas Indonesia yang
tangguh. Setelah terkhir saya membaca riwayat kepalatihan seorang Antonio
Polosin yang membawa Indonesia meraih medali emas Sea Games di Manila tahun
1991. Tidak ada nama pelatih baik asing maupun local yang mampu membawa
Indonesia menjadi juara.
|
Indra Syafri, Pelatih yang sukses besama U-19 |
|
Saya mencoba menelaah bursa calon
pelatih Timnas Indonesia yang santer terdengar akhir-akhir ini. Pertama ada
nama seorang Indra Syafrie. Tidak dipungkiri memang prestasi Timnas U-19 adalah
hasil jerih payah Coach Indra mencari
bibit terbaik sampai ke pelosok nusantara. Berhasil membawa Indonesia memenangi
gelar AFF U-19 serta masuk ke kualifikasi Piala Dunia U-19 memang tidak
dipungkiri prestasi seorang Indra Syafrie. Di level Timnas Indonesia memang
nama Coach Indra sangat mentereng namun di level klub Indra belum terbukti
ampuh. Menangangi Bali United, Coach Indra belum terlalu banyak membawa
perubahan yang signifikan bagi klub kebanggaan masyarakat Bali itu. Catatan
positif saya seorang Indra Syafrie adalah tipe-tipe pelatih yang sangat suka
pemain muda. Alangkah baiknya Coach Indra mencoba meramu daun-daun muda yang
nantinya bisa menjadi cikal bakal Timnas senior Indonesia.Evan Dimas, Hansamu
Yama, sampai Ilham Udin Armain adalah nama-nama yang diorbitkan oleh Coach Indra melalui pencarian bakat
kepelosok nusantara. Penempatan Indra Syafrie mungkin lebih condong dan cocok
kedalam kelompok umur mulai dari U-12, U-15 U-19, hingga U-21. Ini akan sangat
membantu peremajaan Timnas yang nantinya diharapkan akan banyak daun muda yang menjadi tumpuan Timnas Indonesia.
Kekurangan Coach Indra apabila dari
sudut pandang kacamata saya diantaranya ada di waktu mungkin. Mengapa saya
bilang waktu, Timnas U-19 dibentuk itu sekitar 2-3 tahun pembentukan. Mereka
semua adalah gabungan para pemain terbaik dari kelompok umur yang diseleksi
mulai dari tahun 2013. Jadi apabila target yang dibebankan terhadap Indra
sangat besar, Pelatih dengan perawakan kumis tebalnya ini akan sangat terganjal
oleh masalah waktu. Namun apabila PSSI menginginkan peremajan kelompok umur,
Coach Indra sangat amat berguna untuk peremajaan Timnas Indonesia.
|
Robert Rene Albert, Sukses bersama Arema Malang dengan menjuarai LSI 2010 |
Nama kedua ada Robert Rene Albert,
siapa tak kenal opa asal Belanda ini. Berhasil membawa Arema Malang menjuarai
LSI tahun 2010, nama Rene Albert sangat tenar dibelantika sepakbola Indonesia.
Prestasi terakhirnya adalah mampu membawa PSM Makassar ke papan atas Turnamen
ISC A yang berakhir tahun lalu. Inilah segelintir prestasi yang dihadirkan Rene
Albert selama berkarir di Indonesia. Tidak ada salahnya bahwa Rene Albertlah
yang berjasa menghadirkan DNA juara ke tim Arema hingga saat ini. Nama-nama
seperti Kurnia Meiga, Benny Wahyudi serta Ahmad Bustomi adalah segelintir
punggawa Arema yang masih bertahan sejak Arema menjuarai LSI hingga saat ini.
Kelebihan Rene Albert adalah mengedepankan pemain yang memiliki visi bermain
sangat baik dalam membangun tim. Contoh PSM Makassar menjelma menjadi tim
penghuni papan atas setelah Coach Rene Albert menukangi tim Ayam Jantan dari
Timur ini. Dihuni oleh nama-nama seperti Ferdinand Sinaga, Syamsul Haerudin,
sampai Titus Bonai. Rene Albert membawa tim ini menjadi kekuatan menakutkan
dengan rekor selama ISC A putaran kedua dengan hanya menelan satu kekalahan.
Prestasi memang tidak perlu diragukan lagi bagi Coach yang identik dengan topi
ini. Namun emosi yang sering meledak leda sangat menjadi boomerang bagi pelatih
berkebangsaan Belanda ini. Rene Albert adalah orang yang selalu mengkritik
kinerja wasit di Indonesia selama turnamen ISC A berlangsung. Banyak pihak yang
memprediksi bahwa gaya kepelatihan yang mengedepankan multi disiplin sangat
baik untuk mengantar Indonesia mengakhiri puasa gelar. Namun pandangan beberapa
pihak bahwa kinerja Rene Albert yang minim menangani Timnas dianggap nilai
minus untuk menangani Boas Salossa Cs.
|
Alfred Riedl ( Sumber Juara.net) |
Satu nama yang saya soroti adalah
mempertahankan Coach Alred Riedl. Mengapa saya bilang mempertahankan Alfred
Riedl sangatlah masuk akal, karena kita tahu Riedl sudah lama berkecimpung di
Timnas. Mulai dari Timnas Vietnam hingga timnas Laos pernah Riedl asuh. Memang
belum banyak prestasi yang muncul selama menangani Timnas Vietnam maupun
Indonesia. Namun rakyat Indonesia sangat dibuat kagum dengan kinerja Riedl yang
mampu bekerja dibawah tekanan. Tahun 2010 contohnya walaupun Indonesia gagal di
piala AFF tapi menurut saya itu adalah sebuah prestasi yang Riedl bawa sejak
pertama kali menukangi Timnas Garuda. Lalu sempat vakum akibat dualisme, Riedl
tidak mampu membawa Indonesia lolos ke semifinal AFF 2014 setelah babak belur
di fase grup. Yang terakhir, sempat tidak diperhitungkan kedalam bursa juara.
Indonesia mampu lolos sampai partai puncak sebelum akhinya harus puas menjadi runner-up.
Beberapa nama lain juga santer
terdengar mulai dari Jaino Matos yang merupakan mantan pelatih Persiba
Balikpapan, lalu ada Erik Huistra yang sempat menjadi Head Coach Timnas Indonesia mulai dari kelompok umur hingga timnas
Senior. Memang semua nama itu masih ditutup rapat-rapat oleh PSSI siapa yang
akan menjadi suksesor Riedl di Timnas. Saya berharap siapapun Pelatihnya baik
itu asing maupun local nantinya dapat membawa angin perubahan bagi sepakbola
Indonesia. Setidaknya dapat menjadi raja Asia Tenggara terlebih dahulu sebelum
melangkah lebih jauh ke ajang berikutnya kalau perlu hingga Piala Dunia. Itu
lah doa kita bersama-sama memiliki Tim Pelatih, Pemain, Pengurus organisasi
hingga suporeter untuk dapat mengharumkan nama Garuda didada yang sudah lama
puasa gelar selama dua dekade lamanya. Aamin @Novalindo9