Kamis, 23 Februari 2017

Apakah Ada Unsur Pemaksaaan Dibalik Naturalisi Audero?


Mungkin saya sebetulnya sedikit risih dengan kebijakan PSSI yang satu ini. Saya mengamati bahwa seharusnya sikap ini tidak dimiliki oleh petinggi PSSI demi prestasi semata. Sedikit memaksakan untuk membujuk kiper ketiga milik Juventus untuk menjadi WNI, Emil Audero Mulyadi. Sekilas memang nama ini sangat kental dengan nuasa nama orang di Indonesia.  
Perihal ini PSSI melalui Ade Wellinngton ingin menaturalisasi calon suksesor Gianluigi Buffon ini.  Namun yang kita ketahui bahwa Emil Audero telah terlebih dahulu mengenakan seragam Timnas Gli AzurriPria yang lahir di Mataram ini memang sekarang telah menjadi punggawa Gli Azzuri. PSSI dalam hal ini menegaskan, pihaknya tidak membujuk paksa Emil memperkuat Timnas Garuda semata-mata Audero memiliki darah Indonesia.  
Sekilas nampak aneh bukan? kita ketahui bahwa Indonesia tidak pernah kehabisan stok penjaga gawang. Mulai dari Maulwi Saelan, Ronny Paslah, Hermansyah hingga Kurnia Meiga . ini merupakan bukti nyata bahwa generasi penjaga gawan Timnas Garuda tidak pernah kering nama besar. Saya mencoba mengkritisi bahwa setidaknya sekarang kita kembali seperti dahulu untuk mempercayakan dibawah mistar gawang kepada seorang pribumi. Naturalisasi boleh saja, tapi harus melihat prospek kedepanya. Menurut saya apabila pembinaan terus diperharhatikan dari kelompok umur, proyek naturalisasi menurut saya bukan sebuah hal penting karena cepat atau lambat apabila pembinaan ini terus dilakukan, mustahil kita kering prestasi. 
Penting bagi PSSI, Naturalisasi boleh saja tapi setidaknya pemain naturalisasi harus melebihi level pemain nasional itu sendiri. Kita melihat aksi Stefano Lilipaly di Piala AFF 2016 merupakan bukti keberhasilan dari program naturalisasi yang dikembangkan PSSI walaupun belum menghadirkan sebuah prestasi, tapi hasil ini dinilai penting karena seorang Lilipaly mampu mengangkat team dan menjadi jendral pemainan timnas garuda. Apapun kebijakan naturalisasi yang ditempuh PSSI demi menghadirkan prestasi Timnas Garuda tapi tetap memperhatikan bibit mutiara yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Semoga program ini dapat menghadirkan prestasi untuk Timnas Indonesia. Aamin. @Novalindo9 

Minggu, 19 Februari 2017

Luis Milla Mengumumkan 25 Nama Pemain Seleksi tahap Pertama




Luis Milla Aspas, Diharapkan menghadirkan prestasi di Ajang Sea Games 2017
            Seleksi tahap satu pemain Timnas Indonesia yang diproyeksikan untuk Sea Games di Malaysia selesai dilaksanakan. Sebanyak 25 pemain dipilih pelatih Luis Milla untuk diseleksi. Nantinya mereka akan melakukan training center dari tanggal 21-23 Februari 2016, dilapangan Pelita Harapan Karawaci. Pencarian pemain ini adalah hasil blusukan ala Luis Milla dan team pelatih selama pagelaran Piala Presiden 2017. Luis Milla menambahkan bahwa pencarian pemain ini terkait dari pelaksanaan Sea Games dan pencarian pemain ini berdasarkan komposisi pemain strategi yang nantinya ia gunakan di Sea Games 2017.
             Dari beberapa nama yang dipanggil diantaranya memang kombinasi dari muka lama dan muka baru. Dari mulai alumni Timnas U-19 diantaranya ada Evan Dimas, Hansamu Yama, Hargianto hingga Yabes Roni. Mantan anak asuh Indra Safri ini nantinya dipadukan dengan wajah-wajah baru seperti Febri Haryadi, Gian Zola hingga Ryuji Utomo. Diharapkan wajah-wajah lama dan wajah baru ini cepat menyatu dan beradaptasi dengan strategi coach Milla mengingat waktu yang cukup mepet untuk pagelaran Sea Games.
            Diharapkan pemain-pemain pilihan Luis Milla dapat membanggakan dan membuat Indonesia dapat meraih medali emas yang selama ini diimpikan oleh rakyat Indonesia. Apabila dilihat secara statistk, Pemain-pemain pilihan Luis Milla memang diisi pemain yang sangat sarat pengalaman baik dilevel klub maupun di Timnas. Sehingga layak dinantikan strategi apa yang akan Luis Milla sajikan untuk dapat membawa medali emas Sea Games ke Indonesia. Kita pasti sangat menunggu bagaimana Luis Milla menularkan DNA juara Spanyol pada Euro U-21 yang berhasil membawa Spanyol Juara dan melahirkan banyak pemain bintang. Selamat Berjuang Coach, kita doakan agar Luis Milla dapat meraih gelar perdananya bagi Timnas Indonesia. Good Luck. @Novalindo9




Pemain yang ikut seleksi tahap pertama*
Kiper
Kurinawan Kartika Aji (Persiba Balikpapan), Muhammad Riyandi (Barito Putra), Rully Destrian(Bhayangkara FC)
Bek
Nazar Nurzaidin (Barito Putra), I Putu Gede Juni Antara (Bhayangkara FC), Hansamu Yama Pranata (Barito Putra), Ryuji Utomo Prabowo (Persija Jakarta), Moch Zaenuri ( Perseru Serui), Bagas Adi Nugroho (Arema Fc), Hanif Abdurrauf (Arema Fc), Zanaldo (Sriwijaya Fc), Ricky Fajrin Saputra (Bali United)
Gelandang
Muhammad Hargianto (Bhayangkara FC), Evan Dimas (Bhayangkara FC), Rizki Dwi Febriyanto (Madura United) Paulo Oktavianus Sitanggang (Barito Putra), Gian Zola (Persib Bandung), Febri Haryadi (Persib Bandung), Miftahul Hamdi (Bali United), Nasir (Arema Fc), Arsyad Yusgiantoro (Gresik United), Saddil Ramdani (Persela Lamongan), Yabes Roni (Bali United).
Striker
A Nurhardianto (Persela Lamongan), Marianus Mariyanto (Persipura Jayapura).

*Harian Superball No 1.331 Halaman 7

Rencana Uji Coba Timnas Indonesia vs Argentina



Timnas Argentina, Dijadwalkan akan beruji coba dengan Timnas Indonesia pada musim panas mendatang



Belum lama ini PSSI sedang mencoba menjejaki uji coba dengan Timnas Argentina. PSSI terus mencoba mematangkan menghadirkan Lionel Messi dkk ke Indonesia. Melalui direktur media dan hubungan internasional PSSI, Hanif Thamrin “Uji coba ini adalah inisiatif dari sponsor yang akan dipromotori oleh NineSport, yang memang sebelumnya telah berhasil mendatangkan Timnas Belanda ke Indonesia”.

“Kami sudah mengirim surat elektronik ke Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) terkait rencana ujicoba ini. Ini Untuk Timnas Senior, kemungkinan uji coba akan dilaksanakan musim panas nanti”. *diolah dari berbagai sumber 

Seperti kita ketahui untuk Timnas level senior memang tidak mengikuti turnamen resmi Internasional sepanjang tahun. Mereka hanya melakukan agenda FIFA untuk memenuhi match day sepanjang  tahun  ini. PSSI pada tahun ini lebih mempersiapkan Timnas U-22 untuk tampil di ajang Sea Games dan kualifikasi Piala Asia U-19. Timnas pun diharapkan dapat menjadi Juara dalam ajang Sea Games dan mampu lolos ke Piala Asia U-19, begitulah target yang dibebankan kepada Luis Milla dan tim pelatih.

Kalau nantinya uji coba ini berhasil, kita bakal kembali kedatangan negara yang memiliki iklim sepakbola yang bagus setelah sebelumnya ada Belanda, semoga kita dapat memetik ilmu dari ajang uji coba ini. Jangan sekedar tampil dilapangan, satu panggung dengan idola dan sekedar bertukar jersey. Tapi juga kita harus menunjukan didepan idola bahwa kita harus satu level atau paling tidak bisa mengimbanginya. Sukses terus Timnas Indonesia, berharap dari uji coba ini kita memetik pelajaran berharga dan kita menikmati permaian ciamik dari Messi dkk melawan Boas Sallosa dkk!!!.
@Novalindo9


Sumber Gambar
http://cdn2.uvnimg.com/dims4/default/c963bc7/2147483647/crop/3000x1689%2B0%2B0/resize/1240x698/quality/75/?url=http%3A%2F%2Fcdn4.uvnimg.com%2Fce%2Ffd%2Fb7678e824003b9c7d10ad8def036%2FGettyImages-534798010.jpg

Minggu, 05 Februari 2017

Asa Baru Pelatih Timnas Indonesia



Selesai sudah teka-teki siapa yang mengisi pos-pos pelatih Timnas Indonesia. Setelah sebelumnya akan diumumkan dalam rapat anggota exco PSSI di Bandung pada tanggal 8 Januari 2017 yang lalu, resmi sudah akhirnya pada Jumat, 20 Januari 2017 PSSI menunjuk Luis Milla menjadi suksesor Alfred Riedl. Bersamaan dengan penunjukan Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia untuk level senior dan U-23, PSSI juga mengumumkan nama pelatih timnas U-19 serta U-16. Untuk jabatan pelatih U-19 PSSI kembali menunjuk Indra Sjafri sebagai nahkoda timnas U-19 serta Fahri Husaini yang kembali dipercaya untuk menanggani Timnas U-16.
           
Luis Milla Aspas, Calon suksesor Alfred Riedl diperkenalkan pada Jumat, 20 Januari 2017 di kantor PSSI
Pertanyaan muncul mengenai siapa sesungguhnya sosok pelatih baru Timnas Indonesia untuk senior setelah tidak dipertahankan Alfred Riedl dalam kursi kepelatihan akhirnya terjawab. Luis Milla Aspas, pelatih yang sukses bersama Timnas Spanyol U-21 dipercaya menahkodai Boas Salossa dkk. Prestasi yang gemilang di Eropa dengan mengorbitkan nama-nama pemain seperti Ander Herera, Juan Mata, hingga David De Gea membuat PSSI kepincut untuk menggunakan jasa Luis Milla. Mantan pemain Barcelona dan Real Madrid ini nantinya akan dikontrak selama dua tahun dengan beban target juara diberbagai turnamen yang diselengarakan.
            Sudah pasti misi besar dan beban yang dibebankan kepada pelatih berusia 51 Tahun ini besar. Gaji yang selangit ditambah nama besar pernah menangani Spanyol menjadi juara diharapkan Luis Milla dapat memutus dahaga juara Timnas senior Indonesia. Betapa tidak hampir selama dua dekade lamanya kita puasa gelar. Dengan filosofi tiki-taka yang diusung Pelatih yang sukses bersama Spanyol U-21 ini, diharapkan menularkan DNA juara itu ke timnas kita. 
Indra Syafri, Kembali terpolih menangani Timnas U-19
            Lalu disisi lain setelah kembali dari Bali United, Indra Syafri akhirnya kembali menangani Timnas U-19. Dengan pengalaman menangani timnas U-19 yang sukses mengondol gelar juara AFF U-19 pada 2011. Diharapkan Indra dapat mengulangi kesuksesan itu, namun tugas berat sudah menghampiri pelatih asal Payakumbuh itu. Indra dipercaya menangani Timnas Indonesia untuk tampil di Kualifikasi Piala AFC U-19 2017. Namun target tinggi ini sangat terasa berat bagi Indra Syafri karena harus memulai perekrutan pemain terhitung pada bulan Februari. Ini tentunya sangat berbeda pada saat 2011, dimana pada saat itu Indra memiliki waktu yang lebih untuk membentuk tim. Layak dinanti metode blusukan yang biasa Indra Syafri lakukan pada saat mencari bakat-bakat terbaik di Nusantara. Kita tentu ingin melihat bakat-bakat baru muncul setelah ada nama Evan Dimas, Muchis Hadi Ning, M Hargianto, serta Hansamu Yama. Layak ditunggu nama-nama baru yang muncul untuk mengisi pos-pos pemain senior dimasa yang mendatang.
           
Fachri Husaini, Mantan bintang PKT Bontang ini kembali menukangi Timnas U-16
Selain penunjukan Luis Milla dan Indra Syafri, PSSI juga mengumumkan satu nama lagi untuk mengisi pos pelatih Timnas U-16. Setelah mempertimbangkan apakah mempekerjakan Rudy Eka Priyambada atau Fachri Husaini akhirnya PSSI memutuskan. Nama terakhir yang disebutkan kembali terpilih menangani Timnas untuk usia dibawah 16 tahun. Melalui perdebatan yang panjang akhirnya PSSI kembali tertarik mengunakan jasa pelatih yang besar dengan klub PKT Bontang tersebut. Tugas berat sudah menanti Fachri Husaini yang akan memulai perjuangan dalam turnamen Kualifikasi Piala Asia yang akan digelar pada pertengahan September nanti. Diharapkan Fachri dapat mempersiapkan pemain-pemain terbaik dalam ajang ini sehingga dapat menghapus luka Timnas U-16 yang gagal tampil pada Piala AFF U-16 dua tahun lalu.
            Setelah PSSI resmi menunjuk pelatih yang mengisi pos-pos Timnas Indonesia, diharapkan PSSI dan tim kepelatihan segera bergerak untuk mencari bibit-bibit pemain terbaik yang ada di Indonesia. Karena waktu yang sudah semakin mepet sudah saat nya sepak bola Indonesia bergerak kearah yang lebih baik. Turnamen Piala Presiden yang akan bergulir akhir pekan ini, diharapkan bisa menjadi gambaran betapa banyaknya mutiara bertebaran di sepakbola nasional. Sudah barang tentu rakyat Indonesia meninginkan prestasi muncul dari adanya Turnamen dan Liga ini. Ditambah dengan polesan pelatih-pelatih jempolan diharapkan bakat-bakat pemain muda Indonesia nantinya dapat mengharumkan nama Indonesia diajang yang lebih tinggi lagi. Selamat bekerja Coach doa kami semua rakyat Indonesia semoga anda dapat menyatu dengan culture budaya sepak bola di Indonesia dan dapat segera melahirkan prestasi. Good Luck!!! @Novalindo9

Sabtu, 07 Januari 2017

Menyongsong Masa Depan Cerah Timnas Indonesia



            Tahun baru sudah tiba, kini saatnya menyonsong masa depan yang lebih cerah dan lebih baik ditahun baru. Setelah kita lewati tahun 2016 dengan penuh lika-liku dan sudah saatnya sekarang menyonsong hari yang lebih baik. Perumpaan ini mau saya coba jadikan contoh bagi perkembangan terakhir bagaimana kondisi sepak bola Indonesia. Setelah tahun 2016 Indonesia harus terkena sebuah pukulan telak setelah di banned akibat adanya campur tangan pemerintah terhadap PSSI membuat Indonesia harus rela di sanksi oleh FIFA.
            Setelah berakhirnya sanksi oleh FIFA terhadap Indonesia, sepak bola Indonesia seakan bangkit dari tidur panjangnya. Betapa tidak setelah satu tahun lamanya Indonesia tidak mengikuti kegiatan persepakbolaan, Indonesia sangat lapar gelar setelah puasa gelar selama dua decade. Inilah yang efek yang ditimbulkan dari adanya sanksi yang diberikan FIFA terhadap Indonesia. Namun setelah dicabutnya sanksi oleh FIFA, seakan menggerakan kembali euphoria yang dicambukan pecinta sepak bola Indonesia bagi Timnas.
            Setelah ditandai penunjukan kembali seorang Alfred Riedl menjadi pelatih untuk menghadapi piala AFF 2016. Sangat jelas bagaimana Indonesia mencoba menyiapkan strategi untuk menghadirkan prestasi ke bumi pertiwi setelah sanksi FIFA. Lalu dilajutkan dengan uji coba melawan Malaysia di Solo, tergambar jelas wajah-wajah haus prestasi dari para pemain Timnas Indonesia setelah satu tahun lamananya tidak berlaga di pentas Internasional. Keikutsertaan Indonesia diajang AFF 2016 juga menguncang jagat sepak bola khususnya Asia Tenggara walaupun harus berakhir dengan kekalahan Indonesia di partai puncak, namun hasil ini patut diapresisasi karena Timnas kita diluar dugaan mampu melaju hingga partai final.
            Untuk tahun baru ini memang banyak agenda yang akan dijalani Indonesia selaku anggota FIFA. Diantaranya ada Sea Games ke-29, Kualifikasi Piala AFF U-23, U-19 dan untuk U-16 lalu ada juga untuk cabang Futsal akan diadakan kejuaraan Futsal AFF yang digelar di Bangkok, Thailand. Diantara beberapa turnamen kelompok umur ini diharapkan Timnas Indonesia meraih gelar bergengsi yang bisa membuat peringkat FIFA Indonesia bisa naik.
            Awal tahun ini juga akan diadakan Kongres Tahunan PSSI yang akan digelar pada ahad, 8 Januari 2016  di Bandung. Diharapkan dari kongres ini nantinya akan timbul gagasan dan gebrakan-gebrakan yang akan dicanangkan untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Agenda yang akan dibahas mulai dari pembahasan mengenai operator Liga Indonesia hingga proses pergantian pelatih akan dibahas pada kongres kali ini.
            Mengenai pembahasan yang nantinya coba dibahas oleh voters yang berhak memberikan suaranya dalam kongres adalah masalah pergantian pelatih yang akan dilakukan PSSI untuk menghadapi turnamen yang akan berlangsung selama 2017. Jujur saya sangat tertarik sekali dengan wacana pergantian nahkoda dari Alfred Riedl yang penunjukannya seperti Roro Jongrang membuat candi pada pertengahan tahun lalu. Memang nama yang berhembus santer sekali merujuk kepada seorang Indra Sjafrie. Pelatih yang sukses bersama Timnas U-19 itu digadang-gadang menjadi suksesor Alfred Riedl di Timnas Indonesia. Selain berhembus nama pelatih local seperti Indra Syafrie rumor juga merujuk kepada nama-nama seperti Robert Rene Albert, Jaino Matos, sampai ada pula wacana untuk mempertahankan Alfred Riedl.
            Sempat ada guyonan bahwa keinginan Menpora Imam Nahrowi yang mengaku prihatin dengan kondisi persepakbolaan Indonesia yang kering prestasi ingin menghadirkan sosok Guus Hiddink ke Timnas dianggap sebuah jokes belaka. Menurut saya tidak masuk akal memasukan nama seorang Guus Hiddink ke dalam bursa pencalonan pelatih Indonesia, tapi alahkah baiknya Menpora mempertimbangkan kembali nama pelatih local dan asing yang kiranya mengerti culture sepak bola Indonesia untuk menangani Timnas Indonesia. Reputasi seorang Hiddink memang tidak perlu di pertayakan lagi. Korea berhasil menduduki peringkat empat Piala Dunia 2002, lalu Russia dibawanya menjelma menjadi kekuatan menakutkan pada Euro 2008. Rekor yang mentereng ditorehkan oleh Hiddink selama melatih Timnas Korea dan Russia dianggap Imam Nahrowi pelatih asal Belanda ini mampu menghadirkan prestasi bagi Indonesia.
            Sesungguhnya menanggani Timnas Indonesia bukan perkara mudah. Kita tahu Indonesia memang tidak pernah kekurangan bibit-bibit terbaik dalam sepak bola, namun mengapa hingga saat ini belum menemukan formulasi yang tepat untuk membentuk Timnas Indonesia yang tangguh. Setelah terkhir saya membaca riwayat kepalatihan seorang Antonio Polosin yang membawa Indonesia meraih medali emas Sea Games di Manila tahun 1991. Tidak ada nama pelatih baik asing maupun local yang mampu membawa Indonesia menjadi juara.
           
Indra Syafri, Pelatih yang sukses besama U-19
Saya mencoba menelaah bursa calon pelatih Timnas Indonesia yang santer terdengar akhir-akhir ini. Pertama ada nama seorang Indra Syafrie. Tidak dipungkiri memang prestasi Timnas U-19 adalah hasil jerih payah Coach Indra mencari bibit terbaik sampai ke pelosok nusantara. Berhasil membawa Indonesia memenangi gelar AFF U-19 serta masuk ke kualifikasi Piala Dunia U-19 memang tidak dipungkiri prestasi seorang Indra Syafrie. Di level Timnas Indonesia memang nama Coach Indra sangat mentereng namun di level klub Indra belum terbukti ampuh. Menangangi Bali United, Coach Indra belum terlalu banyak membawa perubahan yang signifikan bagi klub kebanggaan masyarakat Bali itu. Catatan positif saya seorang Indra Syafrie adalah tipe-tipe pelatih yang sangat suka pemain muda. Alangkah baiknya Coach Indra mencoba meramu daun-daun muda yang nantinya bisa menjadi cikal bakal Timnas senior Indonesia.Evan Dimas, Hansamu Yama, sampai Ilham Udin Armain adalah nama-nama yang diorbitkan oleh Coach Indra melalui pencarian bakat kepelosok nusantara. Penempatan Indra Syafrie mungkin lebih condong dan cocok kedalam kelompok umur mulai dari U-12, U-15 U-19, hingga U-21. Ini akan sangat membantu peremajaan Timnas yang nantinya diharapkan akan banyak daun  muda yang menjadi tumpuan Timnas Indonesia. Kekurangan Coach Indra apabila dari sudut pandang kacamata saya diantaranya ada di waktu mungkin. Mengapa saya bilang waktu, Timnas U-19 dibentuk itu sekitar 2-3 tahun pembentukan. Mereka semua adalah gabungan para pemain terbaik dari kelompok umur yang diseleksi mulai dari tahun 2013. Jadi apabila target yang dibebankan terhadap Indra sangat besar, Pelatih dengan perawakan kumis tebalnya ini akan sangat terganjal oleh masalah waktu. Namun apabila PSSI menginginkan peremajan kelompok umur, Coach Indra sangat amat berguna untuk peremajaan Timnas Indonesia.
           
Robert Rene Albert, Sukses bersama Arema Malang dengan menjuarai LSI 2010
Nama kedua ada Robert Rene Albert, siapa tak kenal opa asal Belanda ini. Berhasil membawa Arema Malang menjuarai LSI tahun 2010, nama Rene Albert sangat tenar dibelantika sepakbola Indonesia. Prestasi terakhirnya adalah mampu membawa PSM Makassar ke papan atas Turnamen ISC A yang berakhir tahun lalu. Inilah segelintir prestasi yang dihadirkan Rene Albert selama berkarir di Indonesia. Tidak ada salahnya bahwa Rene Albertlah yang berjasa menghadirkan DNA juara ke tim Arema hingga saat ini. Nama-nama seperti Kurnia Meiga, Benny Wahyudi serta Ahmad Bustomi adalah segelintir punggawa Arema yang masih bertahan sejak Arema menjuarai LSI hingga saat ini. Kelebihan Rene Albert adalah mengedepankan pemain yang memiliki visi bermain sangat baik dalam membangun tim. Contoh PSM Makassar menjelma menjadi tim penghuni papan atas setelah Coach Rene Albert menukangi tim Ayam Jantan dari Timur ini. Dihuni oleh nama-nama seperti Ferdinand Sinaga, Syamsul Haerudin, sampai Titus Bonai. Rene Albert membawa tim ini menjadi kekuatan menakutkan dengan rekor selama ISC A putaran kedua dengan hanya menelan satu kekalahan. Prestasi memang tidak perlu diragukan lagi bagi Coach yang identik dengan topi ini. Namun emosi yang sering meledak leda sangat menjadi boomerang bagi pelatih berkebangsaan Belanda ini. Rene Albert adalah orang yang selalu mengkritik kinerja wasit di Indonesia selama turnamen ISC A berlangsung. Banyak pihak yang memprediksi bahwa gaya kepelatihan yang mengedepankan multi disiplin sangat baik untuk mengantar Indonesia mengakhiri puasa gelar. Namun pandangan beberapa pihak bahwa kinerja Rene Albert yang minim menangani Timnas dianggap nilai minus untuk menangani Boas Salossa Cs. 

       
Alfred Riedl ( Sumber Juara.net)
Satu nama yang saya soroti adalah mempertahankan Coach Alred Riedl. Mengapa saya bilang mempertahankan Alfred Riedl sangatlah masuk akal, karena kita tahu Riedl sudah lama berkecimpung di Timnas. Mulai dari Timnas Vietnam hingga timnas Laos pernah Riedl asuh. Memang belum banyak prestasi yang muncul selama menangani Timnas Vietnam maupun Indonesia. Namun rakyat Indonesia sangat dibuat kagum dengan kinerja Riedl yang mampu bekerja dibawah tekanan. Tahun 2010 contohnya walaupun Indonesia gagal di piala AFF tapi menurut saya itu adalah sebuah prestasi yang Riedl bawa sejak pertama kali menukangi Timnas Garuda. Lalu sempat vakum akibat dualisme, Riedl tidak mampu membawa Indonesia lolos ke semifinal AFF 2014 setelah babak belur di fase grup. Yang terakhir, sempat tidak diperhitungkan kedalam bursa juara. Indonesia mampu lolos sampai partai puncak sebelum akhinya harus puas menjadi runner-up.  
            Beberapa nama lain juga santer terdengar mulai dari Jaino Matos yang merupakan mantan pelatih Persiba Balikpapan, lalu ada Erik Huistra yang sempat menjadi Head Coach Timnas Indonesia mulai dari kelompok umur hingga timnas Senior. Memang semua nama itu masih ditutup rapat-rapat oleh PSSI siapa yang akan menjadi suksesor Riedl di Timnas. Saya berharap siapapun Pelatihnya baik itu asing maupun local nantinya dapat membawa angin perubahan bagi sepakbola Indonesia. Setidaknya dapat menjadi raja Asia Tenggara terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke ajang berikutnya kalau perlu hingga Piala Dunia. Itu lah doa kita bersama-sama memiliki Tim Pelatih, Pemain, Pengurus organisasi hingga suporeter untuk dapat mengharumkan nama Garuda didada yang sudah lama puasa gelar selama dua dekade lamanya. Aamin @Novalindo9